Cerpen Santri Benda: Gubuk Derita


Kisah ini berawal dari sahabat baikku,kami sudah lama bersahabat.Dia adalah sahabat terbaikku,dai orang yg terkenal dengan kelembutan hatinya,sikap sopan santun yg ia miliki membuat aku selalu nyaman ketika berada di dekatnya.Kami jarang bertengkar maupun berselisih.
Namun suatu hari aku diutus oleh kampusku untuk bekerja di luar kota,rasa sedih dan hampa ketika aku harus meninggalkan sahabatku itu.Keesokan harinya akupun berangkat dan pamit padanya,walau kami jauh kami tidak pernah putus komunikasi bukan hanya surat bahkan internet.Namun karena kesibukan masing-masing kami jarang berkomunikasi dan akhirnya terputus.
Saat liburan kerja aku bertekad untuk menemuinya namun saat aku pergi kerumahnya,hatiku menjerit sedih ketika seseorang berkata kepadaku
“Penghuni rumah ini sudah lama pergi”.Aku bingung untuk mencarinya,aku bahkan sudah lupa jalan daerah ini .Aku terus berjalan untuk mencarinya walau tak ada harapan,akhirnya aku menemukan sebuah gubuk dan terdengar suara jeritan lalu aku berlari menuju tempat itu dan mengetuknya ,kemudian keluarlah seorang anak perempuan.
“Apa ada yg kesakitan … ??” Tanyaku.
“Ya,dia sedang sekarat menanti ajal ,masuklah“ Jawabnya.
Aku masuk menemuinya,ditempat tidur berbaring seorang laki-laki yg aku rasa dia adalah orang yg tidak asing bagiku.Saat menemuinya,ternyata benar dia adalah sahabatku.
“Kawan,sudah lama aku mencarimu ternyata kau masih hidup,apa itu anakmu .. ?? Mana istrimu ..??” Tanyaku.
Dia hanya mengulurkan sebuah kertas dan berkata
“Aku orang yg khianat,aku telah mengotori seseorang hingga dia berkata (aku membencimu sampai  kiamat) bacalah ini ..” .Kertas itu berisi :
Mungkin ini hanya beberapa kataku untuk orang yg terlaknat sepertimu,kau hanya orang dusta dan ingkar akan janjimu,setelah kau bersenang-senang dengan hawa nafsu yg kau miliki tanpa kau memikirkan masa depanku.
Setelah kejadian itu,aku meminta pertanggung jawabanmu,namun  kau hanya diam dan tertawa kau anggap aku perempuan murahan dan hina.Nmun aku tidak akan hina jika engkau tak melakukannya.Aku kabur dari rumahku dengan rasa malu,kini orang tuaku telah meninggal karena kecemasannya kepadaku.


Aku melunta-lunta di jalanan dengan sebuah janin dalam tubuhku,andai kau tau sejak  saat itu aku tidak tau harus bagaimana,pikiranmu yg picik .Kini aku sedang berada di samping tanah yg dalam menunggu azalku,aku tidak ingin terus mengemis pertanggung jawabanmu.Aku meminta untuk yg terakhir kalinya jaga anakmu ini,jangan ia tau akan keberadaan orang tuanya dan aku tidak akan pernah memaafkanmu hingga azalku datang. “
“Sungguh kawan ... Kenapa engkau tega melakukannya pada seorang yg suci sepertinya … Dimana akal sehatmu”
“Kini azalku pun datang,hanya engkau sahabatku. Karena itu aku namai tempat ini gubuk derita hidupi anakku yg tak berdosa itu.Dia suci tidak sepertiku.Aku siap menerima siksa dan pedih hatinya biarku tanggung semua azabnya.Kini saatnya aku pergi,terima kasih atas segalanya maafkan aku karena telah mengecewakanmu.”
“Aku menagis dan berjanji tidak akan membuatmu kecewa”.

TAMAT

PENULIS : RIANTI
KELAS : VIII Tsanawiyyah
Pesantren Persatuan Islam 67 Benda Kota Tasikmalaya