7 Golongan Pewaris Surga Firdaus di Dalam Al-Qur'an

Seseorang yang meninggal akan mewarisi harta kepada keluarga yang ditinggalkannya. Acapkali perkara warisan menjadi pemicu perseteruan diantara kerukunan ahli waris, karena ketidaksadaran ataupun hawa nafsu terlalu cinta dunia. Padahal bila mengetahui lebih dalam sebenarnya ada warisan yang sesungguhnya dan pasti lebih berarti dari sekedar harta warisan seseorang yang ditinggal mati pemiliknya. Perlu diketahui bahwa berdasarkan informasi dari ayat-ayat Al-Qur'an terkait warisan terdapat 7 Golongan pewaris surga Firdaus yang semestinya lebih diincar serta diburu oleh setiap ummat manusia.

Sesungguhnya Allah SWT sudah mempersiapkan warisan yang lebih bernilai untuk tiap-tiap hamba-Nya. Bahkan nilai dari warisan tersebut melebihi harta warisan orangtua kita yang telah meninggal. Al-Qur'an surah al-Mukminun 23 ayat 1-11 menjelaskan bahwa Allah SWT mengelompokkan kepada tujuh golongan pewaris surga Firdaus. Lantas siapa sajakah mereka pewaris surga Firdaus itu? Apakah kita termasuk juga ke kelompok itu? Berikut bahasan ringkas tafsir tentang 7 golongan pewaris surga Firdaus yang tertulis dalam Al-Qur'an :

Ke-1, Orang yang dapat khusyuk dalam shalatnya. Yakni, beberapa orang yang pada saat salat memusatkan perhatian cuma pada Allah dan ikhlas dalam menjalankannya. Memanglah, untuk meraih khusyuk dalam shalat sangatlah berat. Namun dengan ketulusan hati serta terus konsentrasi pada tiap-tiap apa yang kita baca dan menghayati berarti, kekhusyukan bakal terwujud.
Ibu Abbas dalam tafsirnya menyatakan bahwa beberapa orang yang khusyuk dalam shalatnya, yaitu beberapa orang yang merendahkan diri, tawaduk, tak melirik ke kanan serta kiri, serta tak juga meninggikan tangan mereka (mengangkat ke-2 sikut) dalam shalat.

Ke-2, Orang yang dapat terhindar dari perbuatan tak bermanfaat, yaitu beberapa orang yang meninggalkan kebatilan serta sumpah yang tidak butuh.

Ke-3, Orang yang dapat menunaikan zakat. Zakat memberikan banyak faedah untuk pelakunya, salah satunya bersihkan diri dari karakter kikir serta cinta terlalu berlebih pada dunia. Dan menyucikan hati hingga menumbuhkan sifat-sifat kebaikan dalam diri.

Ke-4, Orang yang melindungi kemaluannya dari perbuatan keji serta zina. Sekarang ini, melindungi kemaluan dari beberapa hal yang haram merasa berat. Lantaran untuk mendekati perbuatan zina, telah makin gampang dibuka. Karenanya kita berupaya menahan hati serta pandangan agar tak tergoda mendekati perbuatan terkutuk di mata Allah SWT. Orang yang dapat setia pada istri yang kita punyai, sebenarnya itu tidak ada tercela. Siapa saja mencari dibalik itu, mereka tersebut beberapa orang yang melampaui batas, yaitu beberapa orang yang tidak mematuhi halal serta kerjakan yang haram.

Ke-5, Orang yang dapat menahan pandangannya dari hal yang diharamkan oleh Allah SWT. Pandangan mata itu panah beracun yang bikin kita terperosok ke beberapa hal yang diharamkan.

Ke-6, Orang yang dapat memelihara amanah serta menepati janji, yaitu pada perkara-perkara yang diamanatkan pada mereka, seperti shaum, wudhu, mandi janabat, titipan, dsb. Wa’ahdihim (serta janjinya) baik pada Allah SWT ataupun pada sesama manusia. Raa’uun (pelihara), yaitu menjaganya lewat cara menunaikannya.

Ke-7, Orang yang selalu memelihara shalatnya, yakni selalu menunaikan shalat pas pada waktunya serta berjamaah di masjid untuk golongan Muslimin. Hal semacam ini merasa berat untuk beberapa orang yang tidak punya kebiasaan, apalagi shalat tahajud di malam hari. Banyak saja argumen yang mengakibatkan mereka malas menunaikan salat di masjid berjamaah.

Mereka itulah ketujuh kelompok / golongan yang tersebut di dalam Al-Qur'an sebagai "Humul waaritsuun" (orang-orang yang bakal mewarisi). Artinya adalah orang yang bakal menjadi penghuni surga Firdaus. Mereka abadi di dalamnya.

Baca juga artikel menarik lainnya tentang tips menjaga dua nikmat Allah SWT yang tertulis pada uraian terdahulu pada blog yang sedang baca ini.