Albert Einstein : Bapak Relativitas

Albert Einstein lahir di Ulm Wurttemberg, Jerman, 14 Maret 1879 dari keluarga sederhana. Ayahnya, Hermann, memiliki perusahaan kecil yang membuat alat-alat listrik.
Sebelum dikenal sebagai

Ahli fisika yang mengembangkan teori umum dan khusus relativitas, Einstein ketika kecil tidak memiliki keistimewaan dan bahkan nampak bodoh dan seperti anak yang terlambat perkembangannya.

Hal ini terjadi karena ketika anak seusianya sudah dapat berbicara, ternyata ia belum bisa. Pada saat sekolah di tingkat SD, Einstein sama sekali tidak menampakkan kecemerlangan otaknya. Bahkan, bisa dikategorikan sbagai anak bodoh, sama sepeti Newton atau Thomas Alfa Edison. Ia tidak menyukai disiplin sekolah yang keras. Ia juga tidak menyukai mata pelajaran hapalan seperti sejarah, geografi, dan bahasa. Ia tidak suka menghafalkan fakta dan data. Minatnya hanya pada fisika dan matematika, terutama teori.

Kegemaran utama Einstein adalah membaca, berpikir, dan belajar sendiri. Tak heran jika guru-guru menganggapnya pemalu, bodoh, malas belajar, dan pelanggar tata tertib.

Kelakuannya tidak juga berubah meskipun telah duduk di bangku SMP. Karena hanya mau mempelajari fisika dan matematika, ia tamat SMP tanpa mendapat ijazah. Pada saat yang bersamaan, perusahaan ayahnya bangkrut. Terpaksa ia meninggalkan Jerman dan ikut orangtuanya ke Swiss. Di sana ia melanjutkan sekolah ke SMA dan berhasil lulus.

Namun, ketika akan melanjutkan ke perguruan tinggi, ia harus mengulang sampai dua kali. Akhirnya ia diterima di Institut Politiknik di Zurich, Swiss. Namun, tabiatnya tetap tidak berubah! Ia jarang kuliah. Kalau saja temannya tidak meminjaminya catatan, barangkali ia tidak lulus dari kampus dan menjadi mahasiswa abadi.

Lulus kuliah tidak berarti langsung bekerja. Ia sempat menganggur selama dua tahun.

Kelakuannya tidak juga berubah meskipun telah duduk di bangku SMP. Karena hanya mau mempelajari fisika dan matematika, ia tamat SMP tanpa mendapat ijazah. Pada saat yang bersamaan, perusahaan ayahnya bangkrut. Terpaksa ia meninggalkan Jerman dan ikut orangtuanya ke Swiss. Di sana ia melanjutkan sekolah ke SMA dan berhasil lulus.
\Pada tahun 1921, ia menerima Hadiah Nobel Fisika karena penelitiannya tentang efek fotolistrik. Pada masanya, ia dikenal sebagai ilmuwan kreatif ternama dalam sejarah manusia. Buktinya, selama 15 tahun pertama di abad ke 20, Einstein memberi serangkaian teori penting yang seluruhnya merupakan pemikiran baru tentang ruang angkasa, waktu, dan gravitasi.
. Albert Einstein adalah penemu relativitas, dan menjadi maskot bergengsi untuk kaum "Mega Brain". Dan diketahui juga selama ini bahwa beliau mendapatkan hadiah Nobel tersebut atas kerjanya dibidang relativitas. Di sisi lain, anak-anak sekolah mendapat cerita bahwa beliau ini memiliki nilai pelajaran yang cukup buruk pada masa sekolahnya, dan mempercayai bahwa Einstein pernah gagal dalam sekolah. Beberapa pembicara yang terlalu bersemangat juga mengklaim hal ini, tetapi yang menjadi kenyataan adalah, klaim ini salah besar. Sama salah besarnya dengan klaim tentang hadiah Nobel yang diterima.

Pertama, Einstein tidak memenangkan Nobel pada tahun 1921 di bidang fisika atas kerjanya pada teori relativitas. Mari kita lihat kembali ke tahun 1905, di mana Einstein mengalami masa gemilangnya di masa hidupnya. Beliau menulis 5 paper, yang dibantu oleh istrinya, Mileva, yang menurut Ensiklopedi Britannica dikatakan "selamanya mengubah cara pandang umat manusia terhadap alam semesta". Para ilmuwan, sudah cukup bangga dengan membuat 1 dari paper tersebut, tetapi Alber Einstein menerbitkan 5 paper dalam satu tahun!

Salah satu tulisannya, tentu saja, adalah tentang teori relativitas. Tulisan yang lain adalah tentang keberadaan molekul, berdasarkan kenyataan bahwa kita dapat melihat partikel-partikel kecil yang bergerak cepat pada saat kita melihat setetes air melalui mikroskop. Tulisan ketiga adalah tentang cahaya (Photoelectric Efect), yang menyebutkan bahwa tanaman dan solar sel dapat mengubah cahaya ke energi listrik.
Teori relativitas mungkin menjadi daya pikat yang utama dan lebih terkenal di kalangan para ilmuwan dan dunia, tetapi justru tulisannya yang malah tidak begitu banyak didengar, yaitu tentang Photoelectric Efect lah yang memenangkan hadiah Nobel. Jadi satu dongeng yang salah sudah diluruskan.

Kedua, sebenarnya Einstein tidak pernah gagal dalam sekolahnya. Einstein yang lahir pada tanggal 14 Maret 1879 di Ulm, Jerman, pindah bersama keluarganya ke Munich pada umur 7 tahun , dan sekolah di Munich. Pada umur 9 tahun, beliau masuk ke Luitpold-Gumnasium. Dan pada umur 12 tahun, beliau mulai belajar kalkulus, dimana hal ini sangat menonjol karena pada umumnya para siswa mulai belajar kalkulus pada umur 15 tahun. Beliau sangat pandai di bidang ilmu pengetahuan, tetapi karena pada abad 19 an, sistem pendidikan di Jerman sangat keras dan ketat, beliau tidak benar-benar berkembang di bidang non-matematika (Bidang Sejarah, Bahasa, Musik, dan Geografi). Sebenarnya, ibunda beliau lah yang mendorongnya untuk belajar biola, dan beliau cukupt menguasai hal ini.
Pada tahun 1895, beliau ikut test masuk ke Federal Polytechnic School di Zurich. Waktu itu beliau berumur 16 tahun, 2 tahun lebih muda dari para angkatan test masuk. Beliau mendapatkan nilai bagus pada mata pelajaran fisika dan matematika, tetapi gagal dalam test non-sains, sehingga beliau gagal masuk. Sehingga pada tahun yang sama, beliau meneruskan pendidikan di Canton school, di Aargau (atau Aarau), dan setelah belajar dengan baik sekali, akhirnya diterima di Federal Polytechnic School pada tahun berikutnya.
Juga pada tahun 1896, walaupun umurnya baru 16 tahun, beliau menulis sebuah esai yang brilian yang akan mengarahkannya pada penemuan teori relativitas nantinya.

Jadi beliau tidak juga bisa dikatakan gagal dalam sekolah, Lalu darimana cerita kegagalan sekolah beliau ini muncul?
Gampang. Tahun 1896, pada saat Einstein sekolah di Aargau, tepat setelah Einstein meninggalkan sekolahan ini untuk pindah ke Federal Polytechinc School, sistem sekolah tersebut menggunakan sistem penilaian yang terbalik. Rangking "6", yang sebelumnya disebut sebagai rangking yang paling rendah, sekarang menjadi rangking yang paling tinggi. Sehingga rangking "1" yang sebelumnya merupakan rangking tertinggi, sekarang menjadi rangking yang terendah. Jadi, semua orang yang melihat rapot Einstein, akan mendapatkan bahwa Einstein memiliki banyak sekali rangking "1" - di mana pada kebijaksanaan baru sistem sekolah tersebut, merupakan rangking terendah, atau disebut "fail".
Jadi sebaliknyalah, para anak-anak sekolah tidak seharusnya mengacu pada dongeng yang salah ini untuk bermalas-malasan, melainkan harus tetap belajar dengan keras untuk mencapai rangking tertinggi.

Albert Einstein : Sang Jenius Fisika Pembuka Tabir Rahasia Alam Semesta

Tuhan tidak bermain dadu dengan alam ciptaanya dan segala keajaiban ilmu pengetahuan membuktikan kodrat alam ini... Albert Einstein (1879-1955)
Albert Einstein dilahirkan di Ulm, Kerajaan Wuettemberg, Prusia Raya (sekarang Jerman) pada tanggal 14 Maret 1879. Beliau terlahir sebagai putra sulung dari pasangan Hermann Einstein dan Pauline Koch. Ayahnya berprofesi sebagai pedagang kasur bulu. Pada tahun 1880 bisnis ayahnya mengalami kegagalan. Keluarga Einstein pindah ke Munich. Di kota ini Hermann dan adiknya mendirikan perusahaan instalasi gas dan air.
Di waktu kecilnya Albert Einstein nampak terbelakang karena kemampuan bicaranya amat terlambat. Wataknya pendiam dan suka bermain seorang diri. Bulan November 1981 lahir adik perempuannya yang diberi nama Maja. Sampai usia tujuh tahun Albert Einstein suka marah dan melempar barang, termasuk kepada adiknya.
Minat dan kecintaannya pada bidang ilmu fisika muncul pada usia lima tahun. Ketika sedang terbaring lemah karena sakit, ayahnya menghadiahinya sebuah kompas. Albert kecil terpesona oleh keajaiban kompas tersebut, sehingga ia membulatkan tekadnya untuk membuka tabir misteri yang menyelimuti keagungan dan kebesaran alam.
Meskipun pendiam dan tidak suka bermain dengan teman-temannya, Albert Einstein tetap mampu berprestasi di sekolahnya. Raportnya bagus dan ia menjadi juara kelas. Selain bersekolah dan menggeluti sains, kegiatan Albert hanyalah bermain musik dan berduet dengan ibunya memainkan karya-karya Mozart dan Bethoveen.
Albert menghabiskan masa kuliahnya di ETH (Eidgenoessische Technische Hochscule). Pada usia 21 tahun Albert dinyatakan lulus. Setelah lulus, Albert berusaha melamar pekerjaan sebagai asisten dosen, tetapi ditolak. Akhirnya Albert mendapat pekerjaan sementara sebagai guru di SMA. Kemudian dia mendapat pekerjaan di kantor paten di kota Bern. Selama masa itu Albert tetap mengembangkan ilmu fisikanya.
Tahun 1905 adalah tahun penuh prestasi bagi Albert, karena pada tahun ini ia menghasilkan penemuan-penemuan yang cemerlang. Berikut adalah penemuan-penemuan tersebut:
-. Maret: paper tentang aplikasi ekipartisi pada peristiwa radiasi, tulisan ini merupakan pengantar hipotesa kuantum cahaya dengan berdasarkan pada statistik Boltzmann. Penjelasan efek fotolistrik pada paper inilah yang memberinya hadiah Nobel pada tahun 1922.
-. April : desertasi doktoralnya tentang penentuan baru ukuran-ukuran molekul. Einstein memperoleh gelar PhD-nya dari Universitas Zürich.
-. Mei : papernya tentang gerak Brown.
-. Juni : Papernya yang tersohor, yaitu tentang teori relativitas khusus, dimuat Annalen der Physik dengan judul Zur Elektrodynamik bewegter Körper (Elektrodinamika benda bergerak).
-. September : kelanjutan papernya bulan Juni yang sampai pada kesimpulan rumus termahsyurnya : E = mc2, yaitu bahwa massa sebuah benda (m) adalah ukuran kandungan energinya (E). c adalah laju cahaya di ruang hampa (c >> 300 ribu kilometer per detik). Massa memiliki kesetaraan dengan energi, sebuah fakta yang membuka peluang berkembangnya proyek tenaga nuklir di kemudian hari. Satu gram massa dengan demikian setara dengan energi yang dapat memasok kebutuhan listrik 3000 rumah (berdaya 900 watt) selama setahun penuh, suatu jumlah energi yang luar biasa besarnya.
Tahun 1909, Albert Einstein diangkat sebagai profesor di Universitas Zurich. Tahun 1915, ia menyelesaikan kedua teori relativitasnya. Penghargaan tertinggi atas kerja kerasnya sejak kecil terbayar dengan diraihnya Hadiah Nobel pada tahun 1921 di bidang ilmu fisika. Selain itu Albert juga mengembangkan teori kuantum dan teori medan menyatu.
Pada tahun 1933, Albert beserta keluarganya pindah ke Amerika Serikat karena khawatir kegiatan ilmiahnya - baik sebagai pengajar ataupun sebagai peneliti - terganggu. Tahun 1941, ia mengucapkan sumpah sebagai warga negara Amerika Serikat. Karena ketenaran dan ketulusannya dalam membantu orang lain yang kesulitan, Albert ditawari menjadi presiden Israel yang kedua. Namun jabatan ini ditolaknya karena ia merasa tidak mempunyai kompetensi di bidang itu. Akhirnya pada tanggal 18 April 1955, Albert Einstein meninggal dunia dengan meninggalkan karya besar yang telah mengubah sejarah dunia.
Meskipun demikian, Albert sempat menangis pilu dalam hati karena karya besarnya - teori relativitas umum dan khusus - digunakan sebagai inspirasi untuk membuat bom atom. Bom inilah yang dijatuhkan di atas kota Hiroshima dan Nagasaki saat Perang Dunia II berlangsung. (An)

sejak meninggalnya Albert Einstein (18 April 1955). Peraih sebuah Nobel— ironis, seharusnya sempat kalau ia sadar dan lebih mendalami temuan dan tulisannya sendiri — Nobel fisika untuk sebuah paper yang membahas mengapa logam yang kena pancaran cahaya bisa melontarkan elektron (lebih dikenal dengan photoelectric effect). Paper tersebut diangkat dari hasil temuan Max Planck tentang “light quanta” (lebih dikenal dengan photon) yang masih mengambang statusnya di dunia fisika masa itu.
Coret-moret ringkas ini tidak bermaksud membahas lebih jauh lagi tentang Einstein dan berbagai macam postulat fisika yang pernah dihasilkannya seperti teori relatifitas atau hukum kekekalan (massa) energi. Tidak pula tentang komentarnya “I know not with what weapons World War III will be fought, but World War IV will be fought with sticks and stones” yang mengarah pada penyalahgunaan nuklir sebagai senjata pemusnah masal dalam beberapa tahun sebelum kepergiannya.
Melalui tulisan ini saya hanya bermaksud mengangkat pandangan-pandangan Einstein tentang “Tuhan” dan “jagad raya”. Tuhan dalam pandangan dan tulisan-tulisan Einstein serta beberapa ilmuwan modern lainnya lebih mengarah pada alam semesta dan semua fenomena yang ada didalamnya. That God is Nature. Tak heran jikalau ia berpendapat bahwa ilmu pengetahuan dan agama adalah hal yang tak terpisahkan. Sekedar untuk diketahui, Einstein adalah seorang yahudi yang menganut pantheisme dan deisme, tapi _bukan_ judaisme.
Bagaimana dengan alam semesta?. Sebenarnya, fakta alam semesta tidak statis secara teoritis telah ditemukan lebih awal sebelum pada 1929 Edwin Hubble membuat penemuan terbesar dalam sejarah astronomi, yang mana diibaratkan bahwa alam semesta dalah permukaan balon yang sedang ditiup dan terus mengembang.
Saat mengamati bintang-bintang dengan teleskop raksasa, ia menemukan bahwa mereka memancarkan cahaya merah sesuai dengan jaraknya. Hal ini berarti bahwa bintang-bintang ini “bergerak menjauhi” kita. Sebab, menurut hukum fisika yang diketahui, spektrum dari sumber cahaya yang sedang bergerak mendekati pengamat cenderung ke warna ungu, sedangkan yang menjauhi pengamat cenderung ke warna merah.
Jauh sebelumnya, Hubble telah membuat penemuan penting lain. Bintang dan galaksi bergerak tak hanya menjauhi kita, tapi juga menjauhi satu sama lain. Satu-satunya yang dapat disimpulkan dari suatu alam semesta di mana segala sesuatunya bergerak menjauhi satu sama lain adalah bahwa ia terus-menerus “mengembang”. Silahkan lebih jauh melihat sejarah tentang salah satu teori penciptaan alam semesta yang dikenal dengan nama Big Bang.
Albert Einstein, yang diakui sebagai ilmuwan terbesar abad ke-20 dan pernah dinobatkan sebagai “Person of the Century” oleh Times Magazine 1999, berdasarkan perhitungan yang ia buat dalam fisika teori, telah menyimpulkan bahwa alam semesta tidak mungkin statis. Tetapi, ia mendiamkan penemuannya ini, hanya agar tidak bertentangan dengan model alam semesta statis yang diakui luas waktu itu. Di kemudian hari, Einstein menyadari tindakannya ini sebagai “kesalahan terbesar dalam karirnya”.
Fakta bahwa alam ini diciptakan, yang baru ditemukan fisika modern pada abad ke-20, telah dinyatakan dalam Al-Quran 14 abad lampau: “Dia Pencipta langit dan bumi.” — Q.S. Al-An’aam (6 : 101).