Membahas Belajar dan Pembelajaran | Makalah Artikel Pendidikan

Pengertian belajar (Fontana,1981:147) adalah “proses perubahan tingkah laku individu yang relatif tetap sebagai hasil dari pengalaman”. Kegiatan belajar merupakan aktivitas sehari-hari yang umum dilakukan oleh setiap manusia, baik anak-anak, orang dewasa maupun orang tua. Belajar dapat dilakukan di sekolah , di rumah, di lingkungan masyarakat, dan tempat-tempat lain seperti di museum ataupun perpustakaan.

Berikut beberapa pendapat mengenai pengertian belajar, antara lain dikemukakan oleh :

a. Witherington (Syaodih , 2005 : 155) mengungkapkan "belajar merupakan perubahan dalam kepribadian, yang dimanifestasikan sebagai pola-pola respon yang baru yang berbentuk keterampilan, sikap, kebiasaan, pengetahuan dan kecakapan."

b. Hilgard (Syaodih , 2005 : 156) mengungkapkan "Belajar adalah suatu proses di mana suatu perilaku muncul berubah karena adanya respon terhadap sesuatu situasi."

c. Writtig (Syah , 2002 : 90) mengungkapkan "belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi dalam segala macam atau keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil pengamatan."

d. Surya (2003 , 73) mengungkapkan "belajar sebagai suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.".

e. Hilgard dan Marquis (Sagala, 2006: 13) mengemukakan bahwa: "Belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam diri seseorang melalui latihan pembelajaran dan sebagainya sehingga terjadi perubahan dalam diri.".

f. Crow and Crow (Sukmadinata, 2005: 155-156) mengemukakan bahwa : "Belajar adalah diperolehnya kebiasaan-kebiasaan, pengetahuan dan sikap baru."

g. Hakim Thursan (2001: 01) mengemukakan bahwa "Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, pemahaman, keterampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan."

Dari beberapa pendapat para ahli, dapat disimpulkan belajar selalu berkenaan dengan perubahan-perubahan pada diri orang yang belajar, apakah mengarah kepada yang lebih baik ataupun yang kurang baik, direncanakan atau tidak. Hal lain yang juga selalu terkait dalam belajar adalah pengalaman. Perubahan dan pengalaman hampir selalu ditekankan dalam definisi belajar.

Jadi belajar adalah proses perubahan perilaku berkat pengalaman dan latihan. Artinya tujuan dari kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan maupun sikap, peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku hasil belajar diperlihatkan dalam bentuk bertambahnya kemampuan dalam berbagai bidang sebagai hasil dari latihan dan pengalamannya.

Mengenai pengertian perubahan dalam rumusan-rumusan di atas dapat menyangkut hal yang sangat luas, menyangkut semua aspek kepribadian individu. Perubahan tersebut dapat berkenaan dengan penguasaan dan penambahan pengetahuan, kecakapan, sikap, nilai, motivasi, kebiasaan, minat dan sebagainya. Demikian juga dengan pengalaman, berkenaan dengan segala bentuk pengalaman atau hal-hal yang pernah dialami ,pengalaman karena membaca, melihat, mendengar, merasakan, melakukan, membayangkan, menilai, mencoba, memecahkan dan sebagainya.

Prinsip-prinsip Belajar

Belajar seperti halnya perkembangan berlangsung seumur hidup, dimulai sejak dalam ayunan (buaian) sampai dengan menjelang liang lahat (meninggal). Apa yang dipelajari dan bagaimana cara belajarnya pada setiap fase berbeda-beda. Proses belajar dapat diperinci di dalam beberapa prinsip dasar. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip dasar, kita akan memiliki arah dan pedoman yang jelas di dalam belajar. Dengan memahami prinsip-prinsip belajar kita akan relatif lebih mudah dan lebih cepat berhasil dalam belajar. Dengan berpedoman pada prinsip-prinsip belajar akan menemukan metode yang efektif. Adapun prinsip-prinsip belajar tersebut dijelaskan oleh Sukmadinata (2005: 165-167) sebagai berikut:

(a)Belajar merupakan bagjan dari perkembangan, (b)Belajar berlangsung seumur hidup, (c)Keberhasilan belajar dipengaruhi oleh faktor-faktor bawaan, faktor lingkungan, kematangan serta usaha dari individu sendiri, (d)Belajar mencakup semua aspek kehidupan, (e)Kegiatan belajar berlangsung pada setiap tempat dan waktu, (f)Belajar berlangsung dengan guru atau tanpa guru, (g)Belajar yang berencana dan disengaja menuntut motivasi yang tinggj, (h)Perbuatan belajar bervariasi dari yang paling sederhana sampai dengan yang kompleks, (i)Dalam belajar dapat terjadi hambatan-hambatan, (j)Untuk kegiatan belajar tertentu diperlukan adanya bantuan atau bimbingan dari orang lain.

Sedangkan Hakim Thursan (2001: 2-10) mengemukakan beberapa prinsip belajar yaitu :

(a)Belajar harus berorientasi pada tujuan yang jelas, (b)Proses belajar akan terjadi bila seseorang dihadapkan pada situasi problematis, (c)Belajar dengan pengertian akan bermakna daripada belajar dengan hapalan, (d)Belajar merupakan proses yang kontinu, (e)Belajar memerlukan kemauan yang kuat, (f)Keberhasilan belajar ditentukan oleh banyak faktor, (g)Belajar secara keseluruhan akan lebih berhasil daripada belajar secara terbagi-bagi, (h)Proses belajar memerlukan metode yang tepat, (i)Belajar memerlukan adanya kesesuaian antara guru dan murid, (j)Belajar memerlukan kemampuan dalam menangkap intisari pelajaran itu sendiri.

Dari kedua pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa dengan memahami prinsip-prinsip belajar, siswa akan dapat memperoleh keberhasilan dalam proses belajar mereka dengan lebih mudah, cepat, sesuai dengan harapan mereka.

Hasil Belajar
Bukti bahwa seseorang telah belajar adalah terjadinya perubahan perilaku, misalya dari yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti. Guru perlu mengenal hasil belajar dan kemajuan belajar yang diperoleh sebelumnya. Dengan mengenal hasil belajar guru dapat membantu atau mendiagnosis kesulitan belajar siswa, dapat memperkirakan hasil dan kemajuan belajar selanjutnya, kendatipun hasil-hasil tersebut dapat saja berbeda dan bervariasi sehubungan dengan keadaan motivasi, kematangan dan penyesuaian sosial.

Hamalik ( 2001: 30) mengemukakan bahwa :

Tingkah laku manusia terdiri dari sejumlah aspek. Hasil belajar akan tampak pada setiap perubahan pada aspek-aspek tersebut. Adapun aspek-aspek itu adalah : (a) pengetahuan, (b) pengertian, (c) kebiasaan, (d) keterampilan, (e) apresiasi, (f) emosional, (g) hubungan sosial, (h) jasmani, (i) etis atau budi pekerti, (j) sikap.

Sedangkan Kingsley (Sudjana, 2003: 45), membagi tiga macam hasil belajar, yakni : "(a) keterampilan dan kebiasaan, (b) pengetahuan dan pengertian, (c) sikap dan cita-cita, yang masing-masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ditetapkan dalam kurikulum sekolah."

Selanjutnya Benyamin Bloom (Sudjana, 2003: 46) mengemukakan bahwa: "Tujuan pendidikan yang hendak kita capai digolongkan atau dibedakan (bukan dipisahkan) menjadi tiga bidang, yakni (a) bidang kognitif, (b) bidang afektif, dan (c) bidang psikomotor."

Berdasarkan pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar penting diketahui guru, dalam rangka menyusun perencanaan pembelajaran, khususnya dalam menyusun tujuan pernbelajaran. Dengan perkataan lain rumusan tujuan pembelajaran berisikan hasil belajar yang diharapkan dikuasai siswa.

Pengertian Pembelajaran

Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan aktivitas yang paling utama, kegiatan ini melibatkan interaksi individu yairu pendidik dan peserta didik. Kebernasilan pencapaian tujuan pendidikan banyak tergantung bagaimana proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif.

Sagala (2006: 61) mengemukakan bahwa : " Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dilakukan oleh pihak guru sebagai pendidik, sedangkan belajar dilakukan oleh peserta didik atau murid."

Sedangkan Corey (Sagala, 2006: 61) berpendapat bahwa : "Konsep pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi-kondisi khusus atau menghasilkan respon terhadap situasi tertentu, pembelajaran merupakan subset khusus dari pendidikan."

Selanjutnya Surakhmad (Sumaatmadja, 1997: 70) mengemukakan bahwa : ''Mengajar adalah peristiwa bertujuan; artinya mengajar adalah peristiwa yang terikat oleh tujuan, terarah pada tujuan, dan dilaksanakan semata-mata untuk mencapai tujuan itu."

Pendapat ketiga ahli tentang pembelajaran pada prinsipnya sama bahwa pembelajaran adalah kegiatan belajar mengajar yang dilakukan oleh pendidik dalam rangka untuk mencapai tujuan sesuai dengan materi pembelajaran agar dalam diri peserta didik terjadi perubahan, sebagai hasil dari pengalamannya dalam interaksi dengan lingkungannya.

Pembelajaran mempunyai dua karakteristik yaitu pertama, proses pembelajaran melibatkan proses mental siswa secara maksimal, bukan hanya menuntut siswa sekedar mendengar, mencatat, akan tetapi menghendaki aktivitas siswa dalam proses berfikir. Kedua, proses pembelajaran membangun suasana dialog dan proses tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka bentuk sendiri.

Langkah-Langkah Pembelajaran

Syah Muhibbin (2002: 216) mengemukakan bahwa : "Tahapan-tahapan dalam proses mengajar memiliki hubungan erat dengan penggunaan strategi mengajar, maksudnya ialah bahwa setiap penggunaan strategi mengajar harus selalu merupakan rangkaian yang utuh dalam tahapan -tahapan mengajar."

Proses pembelajaran terdiri tiga tahap, yaitu :
(a) Tahap prainstruksional yaitu persiapan sebelum mengajar dimulai,
(b) Tahap instruksional, yaitu saat mengajar, dan
(c) Tahap tindak lanjut.

Tahap pertama / tahap prainstruksional adalah langkah persiapan yang ditempuh guru pada saat mulai memasuki kelas hendak mengajar. Tahap kedua adalah tahap pelaksanaan mentransformasi materi pembelajaran dengan harapan siswa memahami, mengerti dan mampu melaksanakan evaluasi. Pada tahap ini guru melaksanakan penilaian keberhasilan belajar siswa caranya dengan mengadakan pos tes. Tahap ketiga siswa dan guru membuat kesimpulan mengenai uraian yang telah disampaikan, jika memungkinkan penulisan kesimpulan ada baiknya dilakukan oleh para siswa. Dan pada tahap ini dilakukan penindaklanjutan (follow up) baik yang bersifat pengayaan maupun perbaikan.

Demikian artikel makalah yang membahas belajar dan pembelajaran, semoga bermanfaat dan menjadi referensi untuk kita semuanya. Amiin