Manfaat Media dalam Kegiatan Pembelajaran | Artikel

Media sebagai sumber pembelajaran erat kaitannya dengan guru. Guru tidak hanya memiliki pengetahuan tentang media, tetapi haras trampil memilih, menggunakan serta kalau memungkinkan guru harus mampu menciptakan, merancang dan membuat media sendiri. Memilih dan menggunakan media perlu memperhatikan aspek tujuan, materi, metode dan evaluasi.

Penggunaan media dalam kegiatan pembelajaran tidak lain adalah memperlancar proses interaksi antara guru dengan siswa, membantu siswa belajar secara optimal. Tetapi di samping itu ada beberapa manfaat lain yang lebih khusus. Kemp dan Dayton (Yamin, 2007: 178-181) mengindentifikasikan delapan manfaat media dalam kegiatan pembelajaran, yaitu:

(a)Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan, (b)Proses pembelajaran menjadi lebih menarik, (c)Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif, (d)Jumlah waktu belajar mengajar dapat dikurangi, (e)Proses belajar dapat terjadi di mana saja dan kapan saja, (f)Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses belajar itu sendiri dapat ditingkatkan, (g)Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.

Dengan demikian menggunakan media pembelajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi, memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa, membangkitkan motivasi dan minat siswa sehingga dapat mempelancar proses dan hasil belajar.

Menurut Hamalik (Arsyad, 2003:15-16) dikemukakan bahwa:

Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data dan memadatkan informasi.

Upaya untuk mencapai tujuan pembelajaran IPS sangat terkait dengan kemampuan guru dalam memanfaatkan media yang tersedia untuk kebutuhan siswanya. Siswa dilatih menjadi terampil dan penuh pengalaman dalam menggunakan media. Proses pembelajaran yang didukung oleh media dapat menumbuhkan motivasi siswa dalam belajar, sejumlah tujuan belajar yang dapat diwujudkan guru dalam kegiatan belajar yakni:

"(a)Menjadi anak-anak, bergembira dan riang dalam belajar, (b)Memperbaiki berfikir kreatif anak-anak sifat keingintahuan, kerjasama, harga diri dan rasa percaya pada diri sendiri, khususnya dalam menghadapi kehidupan akademik, (c)Mengembangkan sikap positif anak-anak dalam belajar, (d)Mengembangkan afeksi dan kepekaan terbadap peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungannya, khususnya perubahan yang terjadi dalam lingkungan sosial dan teknologi." (Sumantri dan Permana, 1998/1999: 21)

Tujuan belajar merupakan komponen dalam pembelajaran. Semua komponen pembelajaran lainnya seperti pemilihan materi atau bahan pembelajaran, kegiatan guru dan siswa, pemilihan media serta penyusunan tes, akan bertolak dalam proses pembelajaran. Dengan memahami tujuan belajar dapat membantu guru dalam kerangka membantu siswa meletakkan dasar-dasar kehidupan ke arah perkembangan sikap, pengetahuan, keterampilan yang diperlukan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungamiya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan mereka selanjutnya.

Selanjutnya Sumantri dan Permana (1998/1999: 181) mengemukakan prinsip-prinsip dalam pemilihan media:

"(a) Memilih media harus berdasarkan pada tujuan pengajaran dan bahan pengajaran yang akan disampaikan, (b) Memilih media harus disesuaikan dengan tingkat perkembangan peserta didik, (c) Memilih media harus disesuaikan dengan kondisi atau pada waktu, tempat dan situasi yang tepat, (d) Memilih media harus memahami karakteristik dari media itu sendiri."

Sedangkan manfaat media bagi siswa dapat memungkinkan mengamati peristiwa yang langka dan sukar dicapai. Contohnya peristiwa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia tahun 1945 akan sulit disaksikan. Tetapi melalui media film atau foto kita dapat menyaksikan peristiwa tersebut, seolah-olah kita dekat dengan peristiwa itu.