Dalil Tentang Suara Tiupan Sangkala Dari Langit dalam Al-Qur'an dan Hadits Nabi

Beberapa waktu lalu ada isu yang mengaku telah mendengar ada misteri suara sangkala dari langit dan sempat membuat heboh di media sosial. Padahal sebenarnya itu bukanlah suara terompet sangkala sebagai tanda berakhirnya kehidupan dunia (kiamat) yang digambarkan dan disebutkan dalam Al-Qur'an.

Menanggapi berita terkait informasi tentang suara tiupan sangkala dari langit perlu disampaikan dalil dalam Al-Qur'an maupun hadits dan tanggapan beberapa ulama mengenai terompet sangkala yang sebenarnya akan terjadi nanti pada hari menjelang kiamat.

Dalil dalam keterangan agama menjelaskan sangkakala dengan sebutan kata as-Shur [الصُّورُ]. Pengertian suara tiupan terompet sangakala berdasarkan kata as-Shur dalam bahasa Arab artinya tanduk. Adapun etimologi istilah syariat, as-Shur merupakan sangkakala yang amat besar yang nanti akan ditiup oleh petugas malaikat untuk meniupnya. (Syarh Lum’atul I’tiqad, Imam Ibnu Utsaimin, hlm. 114).
Dalil bahwa Sangkala Hanya Ditiupkan pada Hari Kiamat Nanti
Penjelasan ini membantahkan bahwa yang suara yang terdengar dari langit itu bukan suara Sangkala, melainkan itu hanya fenomena biasa yang telah dari dulu terdengar dari jagat raya.
Adapun keterangan dalil dari kitab suci al-Quran yang menunjukkan bahwa sangkakala itu hanya akan ditiup pada awal terjadinya kiamat nanti. Sebagimana Firman Allah SWT berikut ini :
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ
"Ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (hisab)". (QS. az-Zumar: 68).
Selain itu dijelaskan pula dalam ayat Al-Qur'an :
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَإِذَا هُمْ مِنَ الْأَجْدَاثِ إِلَى رَبِّهِمْ يَنْسِلُونَ
“Dan ditiuplah sangkakala, maka tiba-tiba mereka ke luar dengan segera dari kuburnya (menuju) kepada Rabb mereka.” (QS. Yasin: 51)
Sedangkan pada keterangan hadits yang begitu panjang Rasulullah SAW bersabda :
ثُمَّ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَلَا يَسْمَعُهُ أَحَدٌ إِلَّا أَصْغَى لِيتًا وَرَفَعَ لِيتًا ثُمَّ لَا يَبْقَى أَحَدٌ إِلَّا صَعِقَ ثُمَّ يُنْزِلُ اللهُ مَطَرًا كَأَنَّهُ الطَّلُّ أَوْ الظِّلُّ -شَكَّ الراوي- فَتَنْبُتُ مِنْهُ أَجْسَادُ النَّاسِ ثُمَّ يُنْفَخُ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ
“Kemudian ditiuplah sangkakala, tidak ada seorangpun yang mendengarnya kecuali akan mengarahkan pendengarannya dan menjulurkan lehernya (memerhatikannya). Lalu, tidak tersisa seorangpun kecuali dia mati. Kemudian Allah menurunkan hujan seperti gerimis. Kemudian tumbuhlah jasad-jasad manusia setelah disirami. Lalu ditiuplah sangkakala untuk kali berikutnya, tiba-tiba mereka bangkit dari kuburnya dalam keadaan menanti (hisab).” (HR. Ahmad 6712 dan Muslim 7568).
Kita bisa perhatikan beberapa dalil terompet sangkala di atas ditiup sebanyak dua kali.
Pertama, semua makhluk di langit dan di bumi akan mati kecuali yang dikehendaki Allah.
Kedua, terjadi kebangkitan dari alam kubur setelah mereka dihancurkan. Ini terjadi setelah tiupan kedua.

Perlu diyakini dan diimani bahwa petugas peniup terompet sangkakala yang katanya malaikat Isrofil sedang menunggu perintah Allah hingga saatnya nanti. Dia selalu siaga kapan saja diperintahkan untuk meniup terompet sangkakala tersebut sebagai tanda terjadinya hari kiamat yang dijanjikan.
Penjelasan dalil yang memberi keterangan jelas bahwa sangkakala ditiupkan suaranya terdengar seperti terompet ada pada keterangan dalil berikut ini :
Hadist Nabi dari Sahabat Abdullah bin Amr RA, yang mengisahkan tanya-jawab seorang Arab baduwi :
قَالَ أَعْرَابِيٌّ: يَا رَسُولَ اللهِ، مَا الصُّورُ؟ قَالَ: قَرْنٌ يُنْفَخُ فِيهِ
Ada orang arab badui bertanya, “Ya Rasulullah, apa itu as-Shur (sangkakala)?” Beliau menjawab, “Tanduk yang akan ditiup.” (HR. Ahmad 6507, Abu Daud 4744, dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).
Hadits Abu Said al-Khudri RA, menjelaskan bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda:
كَيْفَ أَنْعَمُ وَصَاحِبُ الْقَرْنِ قَدِ الْتَقَمَ الْقَرْنَ وَاسْتَمَعَ الْإِذْنَ مَتَى يُؤْمَرُ بِالنَّفْخِ فَيَنْفُخُ
“Bagaimana aku akan senang hidup di dunia, sementara pemegang sangkakala telah memasukkannya ke mulutnya. Dia memasang pendengaran menunggu diizinkan (meniupnya). Kapanpun dia diperintah meniupnya, dia akan meniupnya.” (HR. Turmudzi 2628, dan dishahihkan al-Albani)
Mengenai pertanyaan tentang berapa kali sangkakala ditiup? maka para Ulama ada selisih perbedaan pendapat tentang berapa kali sangkakala ditiupkan?
Pertama, sangkakala ditiupkan 3 kali
Jika kita rinci, 3 kali itu adalah
Dalil sangakala berupa Tiupan faza’ yang berarti tiupan yang membuat seisi alam kaget dan terkejut. Allah berfirman,
وَيَوْمَ يُنْفَخُ فِي الصُّورِ فَفَزِعَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ وَكُلٌّ أَتَوْهُ دَاخِرِينَ
“Dan (ingatlah) hari ketika ditiup sangkakala, terkejutlah segala yang di langit dan segala yang di bumi, kecuali siapa yang dikehendaki Allah. Dan semua mereka datang menghadap-Nya dengan merendahkan diri.” (An-Naml: 87).
Dalil sangkala berupa Tiupan ash-Sha’q yang berarti tiupan mematikan dan membinasakan. Allah berfirman,
وَنُفِخَ فِي الصُّورِ فَصَعِقَ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الْأَرْضِ إِلَّا مَنْ شَاءَ اللَّهُ
"Ditiuplah sangkakala, maka matilah siapa yang di langit dan di bumi kecuali siapa yang dikehendaki Allah". (QS. az-Zumar: 68).
Dalil sangkala berupa tiupan al-Ba’ats yang berarti tiupan kebangkitan. Allah berfirman,
ثُمَّ نُفِخَ فِيهِ أُخْرَى فَإِذَا هُمْ قِيَامٌ يَنْظُرُونَ
"Kemudian ditiup sangkakala itu sekali lagi maka tiba-tiba mereka berdiri menunggu (hisab)". (QS. az-Zumar: 68).
Yang beranggapan bahwa sangkala ditiupkan 3 kali maka pendapat ini bersumber dari sahabat Abu Hurairah RA yang terdapat pada redaksi hadits berikut ini :
يَنْفُخُ فِيهِ ثَلَاثُ نَفَخَاتٍ، النَّفْخَةُ الْأُوْلَى نَفَخْةُ الْفَزَعِ، وَالثَّانِيَةُ نَفْخَةُ الصَّعْقِ، وَالثَّالِثَةُ نَفْخَةُ الْقِيَامِ لِرَبِّ الْعَالَمِينَ
“Malaikat itu meniup sangkakala tiga tiupan. Tiupan yang pertama mengejutkan. Tiupan kedua mematikan, dan tiupan ketiga membangkitan (makhluk) menghadap Rabbul ‘alamin.”
Akan tetapi Hadits yang sebenarnya panjang di atas, diriwayatkan oleh at-Thabrani dalam al-Ahadits at-Thiwal, dan dinilai dhaif oleh sebagian ulama, karena di sana ada perawi Ismail bin Rafi’ al-Madani yang dinilai dhaif oleh ad-Daruquthni. Hingga al-Hafidz Ibnu Katsir mengatakan tentang status hadis ini, “Gharib jiddan” (sangat asing). (Tafsir Ibn Katsir, 3/287). Oleh karena hadits di atas itu dhaif, maka tidak dapat dijadikan dalil bahwa suara terompet sangkala itu ditiup sebanyak 3 kali tiupan.

Dalil yang menyatakan bahwa sangkala itu ditiup 2 kali pada hari kiamat nanti.
Mengenai dalil tentang dua tiupan sangkala itu dinyatakan :
Tiupan al-Faza’ (kaget) sekaligus tiupan ash-Sha’q (mati). Menurut al-Qurthubi, antara peristiwa al-Faza’ (kaget) dengan as-Sha’q (mati) berlangsung secara bersambung. Tidak ada jeda di sana. Sehingga ketika sangkakala ditiupkan, mereka kaget dan langsung binasa. kecuali siapa yang dikehendaki Allah.

Tiupan al-Ba’ats. Kebangkitan terjadi setelah tiupan kedua.
Dan pendapat kedua ini yang lebih kuat. Sehingga kata faza’ (kaget) yang disebutkan di surat an-Naml dan kata as-Sha’q (mati) yang disebutkan di surat az-Zumar adalah sama. Tiupan pertama, yang mengagetkan dan menyebabkan semuanya mati.

Al-Qur'an sendiri menyatakan bahwa tiupan sangkala itu terjadi hanya sekali saja, dan kemudian diikuti dengan kehancuran alam semesta.
فَإِذَا نُفِخَ فِي الصُّورِ نَفْخَةٌ وَاحِدَةٌ .وَحُمِلَتِ الْأَرْضُ وَالْجِبَالُ فَدُكَّتَا دَكَّةً وَاحِدَةً
Apabila sangkakala ditiup sekali tiup, dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur (QS. al-Haqqah: 13 – 14)
Mengenai syarah / penjelasan tafsir ayat di atas Imam Al-Qurthubi menyebutkan :
والصحيح أن النفخ في الصور أنهما نفختان لا ثلاث، وأن نفخة الفزع إنما تكون راجعة إلى نفخة الصعق لأن الأمرين لا زمان لهما أي فزعوا فزعا فماتوا منه
"Yang benar, tiupan sangkakala terjadi dua kali, bukan tiga kali. Dan tiupan al-Faza’ (kaget) diikuti dengan as-Sha’aq (kematian). Karena kedua tiupan itu tidak ada waktu jedanya. Artinya, mereka kaget langsung mati". (Tafsir al-Qurthubi, 13/240).
Itulah penjelasan Dalil Tentang Suara Tiupan Sangkala Dari Langit dalam Al-Qur'an dan Hadits Nabi, disampaikan oleh penulis dalam upaya meluruskan anggapan orang bahwa ada suara yang terdengar di belahan daerah dan dianggap suara sangkala. Padahal itu hanyalah suara fenomena alam biasa yang dari dahulu terdengar pada frekwensi di bawah 10Hz, namun seiring waktu berjalan kini suara itu terdengar mencapai 20Hz yang mungkin akan terdengar oleh suara manusia.