TEMA : AL-FALAH BAHAGIA ITU TENANG
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ اَللَّهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
وَقَالَ الله تَعَالَى
قَدْ أَفْلَحَ الْمُؤْمِنُونَ (1) الَّذِينَ هُمْ فِي صَلاتِهِمْ خَاشِعُونَ (2) وَالَّذِينَ هُمْ عَنِ اللَّغْوِ مُعْرِضُونَ (3) وَالَّذِينَ هُمْ لِلزَّكَاةِ فَاعِلُونَ (4) وَالَّذِينَ هُمْ لِفُرُوجِهِمْ حَافِظُونَ (5
Artinya, “(1) Sungguh beruntung orang-orang yang beriman; (2, yaitu) orang yang khusuk dalam shalatnya; (3) orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna; (4) orang yang menunaikan zakat; (5) dan orang yang memelihara kemaluannya.” (QS al-Mu’minun: 1-5).
Prolog : Kenapa kita harus ngaji?
3 hal yg harus selalu bertambah : Iman Ilmu Amal.
Surat Al-Mulk Ayat 10
وَقَالُوا۟ لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِىٓ أَصْحَٰبِ ٱلسَّعِيرِ
Artinya: Dan mereka berkata: "Sekiranya kami mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang menyala-nyala".
Apa sesungguhnya yg kita cari di dunia?
1.Nikmat 2.Tenang 3.Bahagia (NTB)
NT = Terasa Di Dunia.
NTB = Di Akhirat.
Terkadang kita salah membedakan Tenang dan Bahagia.
Andaikan kita mencari Bahagia di Dunia, Di Pekerjaan, Di Kantor, Di Pasar, dijamin pasti TIDAK KETEMU. Paling dapat juga TENANG, dan tenang di dunia itu sifatnya sementara.
Dari mana Rasa Tenang Yang Sesungguhnya?
QS. Al-Fath Ayat 4
هُوَ الَّذِىۡۤ اَنۡزَلَ السَّكِيۡنَةَ فِىۡ قُلُوۡبِ الۡمُؤۡمِنِيۡنَ لِيَزۡدَادُوۡۤا اِيۡمَانًا مَّعَ اِيۡمَانِهِمۡ ؕ وَلِلّٰهِ جُنُوۡدُ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِؕ وَكَانَ اللّٰهُ عَلِيۡمًا حَكِيۡمًا
Dialah yang telah menurunkan ketenangan ke dalam hati orang-orang mukmin untuk menambah keimanan atas keimanan mereka (yang telah ada). Dan milik Allah-lah bala tentara langit dan bumi, dan Allah Maha Mengetahui, Mahabijaksana;
Tafsir Sabab Nuzul Ketika Perjanjian Hudaibiyah Thn Ke6 Hijriah. Perjanjian Damai Antara Rasul Dengan Kafir Quraish.
Isi Perjanjian Hudaibiyah Yg Seolah Merugikan Kaum Muslimin
Kedua belah pihak bersedia menghentikan gencatan senjata selama 10 tahun.
Setiap orang diberi kebebasan untuk memilih menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW atau menjadi bagian dari kaum kafir Quraisy.
Kaum muslimin wajib untuk mengembalikan orang Makkah yang menjadi pengikut Nabi Muhammad SAW di Madinah tanpa alasan yang benar kepada walinya, sedangkan kaum kafir Quraisy tidak wajib mengembalikan orang Madinah yang menjadi pengikut mereka.
Kunjungan rombongan umat Islam untuk menunaikan ibadah haji ditangguhkan pada tahun berikutnya. Lama kunjungan paling lama adalah 3 hari dan tidak diperbolehkan membawa senjata
Imam al-Bukhari menetapkan kesimpulan berdasarkan ayat ini bahwa iman itu tidak sama kadarnya dalam setiap hati orang beriman, ada yang tebal, ada yang sedang, dan ada pula yang tipis. Di samping itu, iman dapat pula bertambah dan berkurang pada diri seseorang.
Sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa yang dimaksud dengan menurunkan ketenangan dalam hati orang-orang yang beriman ialah menghilangkan perbedaan pendapat yang terjadi di antara para sahabat Rasulullah saw tentang Perjanjian Hudaibiyyah. Dengan timbulnya ketenangan hati, semua sahabat Nabi akhirnya mengikuti keputusan Rasulullah. Diriwayatkan bahwa 'Umar bin al-Khaththab termasuk di antara sahabat yang tidak menyetujui Perjanjian Hudaibiyyah
3 Ruang yang mesti diisi dalam diri : Perut Kepala dan Hati
Letak Ketenangan yang Permanen : Di Hati
Tenang Sementara : Di Perut dan Kepala
Kebanyakan orang mencari hidupnya senang.
Cari Senang atau Tenang?
"Tiap yg Tenang pasti Senang. Tapi tidak semua yg Senang itu Tenang."
Kalau bahagia ada di harta maka orang bahagia di orang kaya. Faktanya, tidak semua yg kaya bahagia.
Kalau bahagia di ilmu maka yg bahagia cuma orang pintar. Faktanya ada yg tidak berilmu juga yg bahagia
Kenapa Sebab Adanya Rasa Tenang?
Tidak Lapar dan Tidak Ada Kerusuhan. Aman qs quraish. Alladzi atamanahun min juu’ waamanahum min khouf.
Lingkungan Aman. Qs.Attin. Wa Haaada baladil amiin..
Sebab Ada Ilmu karena keyakinan, Ex. Naik pesawat merasa aman.
Sakinah. Tenang yg melekat ke jiwa. Ex. Ketenangan rumah tangga.
Usaha orang mencari tenang ada yg :
Healing ke pantai, gunung, dst
Makan obat penenang, anastesi dst.
Nongkrong
Jadikan hidup kita Tenang nya saat kita mendekatkan diri dg Alloh di Mesjid.
Sukses itu : Di Dunia Tenang, Di Akhirat Bahagia
Najah, Sukses Di Dunia Saja
Falah, Sukses Di Dunia dan Akhirat
Faaza. Suksee Sejati di Akhirat
Peringatan Bagi Pemburu Dunia
مَنْ كَانَتْ الدُّنْيَا هَمَّهُ فَرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ أَمْرَهُ وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ وَلَمْ يَأْتِهِ مِنْ الدُّنْيَا إِلاَّ مَا كُتِبَ لَهُ
وَمَنْ كَانَتْ اْلآخِرَةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللَّهُ لَهُ أَمْرَهُ وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ
Siapa saja yang menjadikan dunia sebagai tujuannya, Allah mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinannya selalu membayang di pelupuk kedua matanya; tidak akan datang kepadanya bagian dari dunia kecuali yang telah ditetapkan untuknya.
Siapa saja yang menjadikan akhirat sebagai tujuannya, Allah menghimpunkan untuknya urusannya dan menjadikan kekayaannya ada di dalam hatinya, dan dunia mendatanginya, sementara dunia itu remeh dan rendah. (HR Ibn Majah, Ahmad, al-Baihaqi, Ibn Hibban, ad-Darimi dll).
Ketenangan itu dari Alloh. dan Dimana Di tempatkannya?
4 Tempat Sumber Ketenangan yang Disebut Dalam Alquran. SUKUN, SAKANUN, SAKINAH
Rumah
Malam
Pasangan
Doa
Berikut ini makna dan sumber ketenangan dalam Alquran:
1. Rumah. Firman Allah SWT surat An Nahl ayat 80:
وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمْ مِنْ بُيُوتِكُمْ سَكَنًا وَجَعَلَ لَكُمْ مِنْ جُلُودِ الْأَنْعَامِ بُيُوتًا تَسْتَخِفُّونَهَا يَوْمَ ظَعْنِكُمْ وَيَوْمَ إِقَامَتِكُمْ ۙ وَمِنْ أَصْوَافِهَا وَأَوْبَارِهَا وَأَشْعَارِهَا أَثَاثًا وَمَتَاعًا إِلَىٰ حِينٍ
“Dan Allah menjadikan rumah-rumah bagimu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagimu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit hewan ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya pada waktu kamu bepergian dan pada waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu unta, dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan kesenangan sampai waktu (tertentu).”
Ketika sebuah rumah tersebut adalah bagian dari keberkahan yang Allah berikan. Maka rumah terbut akan menjadi sebagai sumber ketengan dan kebahagian penghuninya.
2. Malam. Dalam Alquran surat Yunus ayat 67 disebutkan:
هُوَ الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَالنَّهَارَ مُبْصِرًا ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
“Dialah yang menjadikan malam bagimu agar kamu beristirahat padanya dan menjadikan siang terang-benderang. Sungguh, yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang mendengar.”
Allah menciptakan malam sebagai waktu istirahat makhluk-makhluknya. Sehingga mereka dapat merasakan ketenangan di dalamnya. Ketika waktu malam tiba, untuk mendapatkan ketenangan seorang Muslim bisa membaca Alquran, berzikir, bershalawat maupun memberikan infak kepada orang yang membutuhkan.
3. Pasangan. Surat Ar Rum ayat 21:
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ
“Dan di antara tanda-tanda (kebesaran)-Nya ialah Dia menciptakan pasangan-pasangan untukmu dari jenismu sendiri, agar kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan Dia menjadikan di antaramu rasa kasih dan sayang. Sungguh, pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.”
Sebagaimana arti dari ayat di atas, istri dapat menjadi sumber ketenangan dan ketentraman bagi pasangannya. Tentu istri tersebut haruslah istri yang bisa menyenangkan hati suami dengan ketaatan baik kepada suami dan juga kepada Allah SWT.
4. Berdoa. Surat At Taubah ayat 103:
خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِمْ بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ ۖ إِنَّ صَلَاتَكَ سَكَنٌ لَهُمْ ۗ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ
“Ambillah zakat dari harta mereka guna membersihkan dan menyucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doamu itu (menumbuhkan) ketenteraman jiwa bagi mereka. Allah Mahamendengar, Mahamengetahui.”
Dengan berdoa kepada Allah maka akan membuat hati lebih tenang dan tentram. Berdoa bukan hanya untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain, termasuk kepada mereka yang menerima sedekah dari kita.
Cara menenangkan hati.
1. Selalu Mengingat Allah (Dzikir)
Salah satu cara paling efektif untuk menenangkan hati adalah dengan memperbanyak dzikir, yakni mengingat dan menyebut nama Allah. Allah berfirman dalam Al-Qur'an,
"Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram" (QS. Ar-Ra’d: 28).
Dzikir dapat dilakukan kapan saja dan di mana saja, seperti dengan membaca tasbih (Subhanallah), tahmid (Alhamdulillah), dan takbir (Allahu Akbar).
Dzikir tidak hanya membuat hati lebih tenang tetapi juga membawa keberkahan dalam hidup. Dengan mengingat Allah, kita akan merasa dekat dengan-Nya dan senantiasa merasa dilindungi, yang bisa mengurangi rasa cemas dan gelisah.
2. Bertawakal kepada Allah
Tawakal berarti menyerahkan segala urusan kepada Allah setelah berusaha sebaik mungkin. Ketika kita pasrahkan hasil setiap usaha kepada Allah, hati kita menjadi lebih tenang, karena kita yakin bahwa Allah selalu memberikan yang terbaik bagi hamba-Nya.
Rasulullah SAW bersabda, “Seandainya kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, pasti Dia akan memberimu rezeki sebagaimana burung diberi rezeki, pagi hari ia lapar, dan petang hari ia kenyang” (HR. Tirmidzi).
Dengan bertawakal, kita tidak lagi merasa cemas akan masa depan, dan hati pun akan merasa lebih lapang dan tenang dalam menghadapi berbagai situasi hidup.
3. Memperbanyak Membaca Al-Qur'an
Al-Qur'an adalah petunjuk hidup bagi setiap Muslim. Membaca dan memahami Al-Qur'an bisa membawa ketenangan dan kebahagiaan dalam hati. Al-Qur'an mengandung banyak hikmah, nasihat, dan janji Allah yang bisa menguatkan jiwa.
Allah SWT berfirman, “Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman” (QS. Al-Isra’: 82).
Setiap ayat yang kita baca dengan penuh penghayatan dapat memberikan inspirasi dan mengingatkan kita akan kebesaran Allah, yang pada akhirnya membantu kita mengatasi perasaan gelisah dan mencapai kedamaian.
4. Memperbanyak Shalat Sunnah
Selain melaksanakan shalat fardhu lima waktu, memperbanyak shalat sunnah juga dapat menenangkan hati. Shalat sunnah seperti shalat dhuha, tahajjud, dan rawatib adalah bentuk pendekatan diri kepada Allah yang bisa meningkatkan ketenangan batin. Rasulullah SAW juga sangat menganjurkan shalat tahajjud sebagai amalan yang mendekatkan diri kepada Allah di waktu sepi, sehingga hati kita lebih tenang dan damai.
Dengan melaksanakan shalat sunnah, kita tidak hanya menambah pahala tetapi juga mendapatkan kedamaian hati yang sulit ditemukan dari aktivitas lainnya.
5. Selalu Bersyukur dalam Keadaan Apapun
Rasa syukur adalah kunci ketenangan hati. Islam mengajarkan kita untuk selalu bersyukur dalam setiap keadaan, baik dalam kesulitan maupun kemudahan. Bersyukur tidak hanya membuat kita merasa cukup dengan apa yang dimiliki, tetapi juga menjauhkan kita dari perasaan iri atau kecewa terhadap takdir.
Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu” (QS. Ibrahim: 7).
Dengan bersyukur, hati menjadi lebih tenang dan lapang, karena kita yakin bahwa segala yang Allah berikan adalah yang terbaik bagi kita.
6. Menghindari Perbuatan yang Dilarang
Islam sangat menekankan kebersihan hati, dan salah satu cara menjaganya adalah dengan menjauhi perbuatan maksiat. Hati yang terbebas dari dosa dan kesalahan akan lebih mudah merasakan ketenangan. Setiap dosa yang dilakukan dapat membebani hati, membuat kita merasa bersalah, dan jauh dari ketenangan.
Rasulullah SAW bersabda, “Kebaikan adalah apa yang menenangkan jiwa, dan dosa adalah yang menimbulkan keraguan dalam hatimu” (HR. Ahmad).
Oleh karena itu, menjaga diri dari hal-hal yang dilarang Allah akan membuat hati kita lebih damai.
7. Menjaga Silaturahmi dan Menghindari Permusuhan
Islam sangat menganjurkan menjaga silaturahmi dan menghindari permusuhan. Hati yang dipenuhi dengan kebencian dan dendam tidak akan pernah merasakan ketenangan. Sebaliknya, memaafkan dan menjaga hubungan baik dengan orang lain dapat membantu kita merasakan kedamaian batin.
Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya dan dipanjangkan umurnya, hendaklah ia menjalin silaturahmi” (HR. Bukhari).
Dengan menjaga hubungan yang baik dengan sesama, hati kita akan lebih lapang, tenang, dan senantiasa dipenuhi rasa kasih sayang.
8. Bersedekah dan Berbuat Kebaikan
Bersedekah dan melakukan kebaikan adalah cara lain untuk mendapatkan ketenangan hati. Rasulullah SAW bersabda, “Sedekah itu memadamkan dosa sebagaimana air memadamkan api” (HR. Tirmidzi).
Dengan membantu orang lain, kita dapat merasakan kebahagiaan dan kedamaian, yang akhirnya membawa ketenangan batin.
Berbuat baik tidak hanya kepada sesama manusia tetapi juga kepada lingkungan, hewan, dan semua ciptaan Allah adalah cara untuk menumbuhkan perasaan positif dalam diri kita. Ketenangan hati akan muncul dari kepuasan batin atas kebaikan yang telah kita lakukan.
9. Berdoa dan Memohon Ketenangan kepada Allah
Doa adalah cara untuk berbicara langsung dengan Allah, meminta petunjuk, perlindungan, dan ketenangan hati. Memohon ketenangan dalam doa dapat membuat kita merasa lebih dekat dengan Allah dan lebih percaya diri dalam menghadapi setiap permasalahan. Dalam Al-Qur'an, Allah berfirman,
“Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu” (QS. Ghafir: 60).
Dengan doa, hati kita akan merasa lebih tenang karena yakin bahwa Allah mendengar dan memahami setiap doa dan harapan yang kita sampaikan.
10. Bersabar dalam Menghadapi Ujian
Islam mengajarkan kita untuk selalu bersabar dalam setiap ujian yang diberikan oleh Allah. Ketenangan hati akan datang ketika kita mampu menghadapi segala masalah dengan ikhlas dan sabar. Allah berfirman,
“Dan bersabarlah; sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS. Al-Anfal: 46).
Dengan bersabar, kita akan merasa lebih tenang dan tidak mudah putus asa dalam menjalani kehidupan. Kesabaran adalah kunci untuk menerima takdir Allah dengan lapang dada dan mempercayai bahwa setiap ujian membawa hikmah.