Ketika Pemimpin Menyadari Amanah Kekuasaannya

Manusia memiliki segudang keterbatasan pada dirinya, termasuk dia seorang pemimpin negara. Walaupun diangkat penasihat kepercayaan, namun kekhilafan serta kealfaan mungkin tidak dapat dihindari. Pemimpin yang menyadari bahwa kekuasaannya itu merupakan "amanah" tentunya yang dicari rakyat mana saja di penjuru dunia ini.

Pemimpin Daerah / Wilayah Pemimpin wilayah baik itu skala level bawah dari mulai RT, RW, Lurah, Camat, Bupati, Walikota, Gubernur hingga Presiden yang amanah akan bersikap hati-hati dalam menentukan kebijakan serta keputusan perintah kepada bawahannya.Tindakan semena-mena kepada rakyat atau berpihak kepada kelompok tertentu adalah bentuk penghianatan dalam pandangan siapapun.

Pemangku jabatan semestinya menyadari bahwa walau didukung oleh sebagian besar penduduk wilayah tertentu, dia juga berhak menjadi penengah dalam suatu permasalahan yang melibatkan kelompok yang tidak memberi dukungan atas kepemimpinannya itu. Langkah tersebut akan berdampak baik atas karir serta citra kepemimpinannya kelak.

Hal lain yang perlu disorot ketika pemimpin menyadari bahwa kekuasaan merupakan amanah, mereka akan sanggup mempertanggung jawabkannya di hadapan siapa saja; rakyat, majlis pengadilan, masyarakat banyak dan bahkan dihadapan Allah SWT. Pimpinan seperti itu tidak akan mentolelir intrik politik ataupun sekenario kepentingan partai tertentu. Dia akan lurus bekerja demi amanah dan menjalankan apa yang seharusnya dilakukan menurut hati nuraninya.

Bila ada pemimpin yang cuplas ceplos tidak bisa menjaga lisannya saat berbicara bisa jadi dalam hal prilaku kebijakan serta kepemimpinannya pun mungkin ceroboh. Baiknya, pidato atau cermah seorang kepala pemerintahan terkonsep dengan baik agar yang menerima perintah tersebut dapat menafsirkan sesuai dengan apa yang diharapkan.

Trend gerakan pemimpin blusukan yang sekarang sedang marak tidak menjamin mereka dapat bekerja amanah. Namun standar ukuran pemimpin yang baik itu setidaknya bisa dilihat pada sikapnya dalam menjaga lisan, perbuatan dan putusan kebijakannya yang adil dan bijaksana. Keteladanan seorang pimpinan ideal (pemimpin amanah) yang berdampak kepada masyarakat atau rakyatnya tentu akan berakibat pada kemajuan wilayah yang dipimpinnya itu (baca : Barokah).

Alloh SWT berfirman dalam QS Al A'raaf : 96

وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ ٱلْقُرَىٰ ءَامَنُواْ وَٱتَّقَوْاْ لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَـٰتٍ مِّنَ ٱلسَّمَآءِ وَٱلأَْرْضِ وَلَـٰكِن كَذَّبُواْ فَأَخَذْنَـٰهُمْ بِمَا كَانُواْ يَكْسِبُونَ
"Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya."

Maka sudah dapat dipastikan bila ingin daerah, wilayah baik itu kota, kabupaten atau bahkan negara yang aman nyaman diperlukan sosok pemimpin yang sadar akan amanah kepemimpinannya. Mungkin saja kekacauan di negara atau di suatu daerah itu salah satu faktornya tidak dipimpin oleh pimpinan daerah atau pemimpin yang tidak menyadari amanah kekuasaannya.

Demikian artikel bahan renungan untuk kita semuanya berjudul : ketika pemimpin menyadari amanah kekuasaannya. Semoga bermanfaat.